Rabu, 16 Oktober 2019

"PENDAMKU"



Dibalik sorak bising orang-orang.
Dibalik layar putih abu-abu.
Kita saling bertatap dengan menyendu.
aku duduk, jauh dari tatap menanar.
Dengan genggaman jemari disebelahmu.
Aku tersentrik, dari jemari manis itu.

Aku kembali melayu dengan sejuta harapan kupendam.
Bahkan rasa melebur menjadi padu dalam abu asa.
Pikir tak sadar, tentang sebersit tatap tak sadar.
Padahal, banyak pasang surut dalam dekapmu.
Begitulah pendamku terhadapmu, selalu saja kalang kabut.
Tak tentu arah tapi punya alasan, itu mencintaimu.